Ketika berdo’a hendaklah dilakukan dengan khusu’ yakni memusatkan hati dan fikiran hanya kepada Allah SWT dengan penuh ketenangan lahir dan batin. Tadharru’ adalah suatu perasaan yang menjadikan kita sangat bergantung dan membutuhkan Allah SWT. Suara yang lembut yaitu suara yang sopan, selayaknya seseorang yang sedang meminta atau memohon, bukan seperti suara orang yang beteriak atau sedang marah.
اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً اِنَّهُ لاَيُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ وَلاَ تُفْسِدُوْا فىِ اْلاَرْضِ بَعْدَ اِصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفًا وَطَمَعًا اِنَّ رَحْمَةَ اللهِ قَرِيْبٌ مِنَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Berdo’alah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah Allah memperbaikinya dan berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan. Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 55-56)
كهيعص # ذِكْرُ رَحْمَةِ رَبِّكَ عَبْدَهُ زَكَرِيَّا # إِذْ نَادَى رَبَّهُ نِدَاءً خَفِيًّا
“Kaaf Haa Yaa ‘Ain Shaad. (Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhan kamu kepada hamba-Nya, Zakaria, yaitu tatkala ia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.” (QS. Maryam: 1-3)
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قالت نزلت هذه الآية ( وَلاَ تَجْهَرْ بِصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا ) أُنْزِلَتْ فِى الدُّعَاءِ )رواه البخاري(
Dari ‘Aisyah, mengenai firman Allah, “Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula terlalu merendahkannya (Al-Isra’: 110) ”. Ayat ini turun berkenaan dengan masalah do’a. (HR. Bukhari 3423, 6327 dan Muslim bab solat / 146)
Disebutkan bahwa para sahabat pernah bersama Rasulullah SAW dalam perjalanan. Mereka mengeraskan suara mereka saat berdoa. Nabi SAW bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ أَرْبِعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ ؛ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا وَإِنَّمَا تَدْعُونَ سَمِيعًا قَرِيبًا إنَّ الَّذِي تَدْعُونَهُ أَقْرَبُ إلَى أَحَدِكُمْ مِنْ عُنُقِ رَاحِلَتِهِ
“Wahai sekalian manusia, lirihkanlah suara kalian. Kalian tidaklah berdo’a pada sesuatu yang tuli lagi ghoib (tidak ada). Yang kalian seru (yaitu Allah), Maha Mendengar lagi Maha Dekat. Sungguh yang kalian seru itu lebih dekat pada salah seorang di antara kalian lebih dari leher tunggangannya.” (HR. Ahmad 4: 402. Disahihkan Syaikh Syu’aib Al Arnauth sesuai syarat Bukhari-Muslim)
Baca seluruhnya: Adab berdo’a sesuai sunnah
ﺳُﺒْﺤَﺎﻧَﻚَ ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﻭَﺑِﺤَﻤْﺪِﻙَ ﺃَﺷْﻬَﺪُ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟﻪَ ﺇِﻻَّ ﺃَﻧْﺖَ ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚ
Maha suci Engkau Ya Allah, dan segala puji bagi-Mu.
Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau.
Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu
الفقيرالى رحمة الله
ACHMAD FADLI FAUZI