“Lho, Ternyata Pak Kyai”

Celoteh Santri, Tokoh

Jadwal di kampus yang padat, membuatku pulang cukup sore. Saat itu suasana di pondok sudah bersih. Pikirku, teman-teman tumben sudah bersih-bersih agak siang, sudah ngumpul pula. Biasanya jam setengah 5 atau jam 5 malah, teman-teman baru bersedia bersih-bersih lingkungan pondok, namun saat itu sekitar jam setengah 5 sudah bersih. Tidak biasanya pula teman-teman ngumpul setelah bersih-bersih kalau tidak main sepak bola.
Satu tanda saat saya masuk lingkungan pondok, “tin” suara klakson motor saya. “Eaaaa..” candaku karena memang tidak biasanya mereka ngumpul untuk main karambol setelah bersih-bersih. Setelah saya parkirkan motor, ternyata Kyai yang main karambol bareng santri.
“Lho, ternyata ada kyai to.” Gumamku.
Meskipun seorang Kyai identik dengan wibawa dan menjaga privacy beliau, namun Beliau Bapak Kyai Achmad Fadli sebagai pengasuh ponpes Miftahussalam Jogja adalah sosok yang dekat dengan santrinya. Akan tetapi untuk main karambol di sela kesibukan beliau, itu menjadi hal yang jarang terjadi. Memang, beberapa minggu ini Kyai sangat sibuk dengan urusan di luar pondok. Seperti diketahui, Kyai adalah seorang pejabat di Kota Yogyakarta, sehingga di siang sampai sore hari beliau hampir dipastikan jarang di pondok pada jam kerja. Hal itu ternyata tidak membuat beliau jauh dari santrinya. Salah satunya contoh main karambol bareng santri di sore hari setelah bersih-bersih.
Biasanya, di hari-hari tertentu seperti hari libur, yang sering dilakukan Kyai saat santri bersih-bersih adalah lari-lari kecil di halaman asrama, tak jarang juga ikut bersih-bersih ruangan timur atau hanya sekadar memantau santri yang sedang kerja bakti bersih-bersih.
Seperti tidak ada sekat untuk keakraban kita para santri dengan Kyai, agar rasa kekeluargaan tetap terjaga. Memang, saya yakin Kyai menganghap santri-santrinya sudah sebagai anak sendiri. Meski demikian, santri Miftahussalam Jogja tetap memiliki rasa rikuh kepada beliau. Sopan santun dan unggah ungguh tetap harus ada di lingkungan pondok, sebagai tanda untuk menghormati beliau sebagai pengasuh pondok.
Sebagai orang penting, beliau adalah orang Luar Biasa. Beliau mampu mengatur waktu untuk memberikan perhatian kepada keluarga, santri dan pekerjaannya.

Tags :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ikuti kami